Rabu, 12 Agustus 2015

“IKHLAS KARENA ALLAH”



Asslm. Wr.Wb,
Ma’a syira muslimin wal muslimat rahimmakumullah,
Semoga Allah mengaruniakan kepada kita semua dengan hati yang selalu ikhlas. Betapapun kita melakukan sesuatu amalan hingga menghabiskan jutaan rupiah, bersimpuh keringat, habis tenaga dan pikiran, kalau tidak ikhlas melakukannya, tidak akan ada nilainya di hadapan Allah SWT. Seseorang yang menginfaqkan hampir seluruh harta yang dimilikinya, kalau hanya ingin disebut sebagai dermawan, ia pun tidak akan memiliki nilai apapun. Mengumandangkan adzan setiap waktu shalat, tapi selama adzan bukan Allah yang dituju, hanya sekedar ingin memamerkan keindahan suaranya supaya dikagumi para jamaah, maka itu hanya teriakan-teriakan yang tidak bernilai di hadapan Allah SWT.
Ikhlas, terletak pada niat dihati. Luar biasa sekali pentingnya niat ini, karena niat adalah pengikat amal. Orang-orang yang tidak pernah memperhatikan niat yang ada di dalam hatinya, siap-siaplah untuk membuang waktu, tenaga, pikiran dan harta. Keikhlasan seseorang benar-benar menjadi amat penting dan akan membuat hidup ini sangat mudah, indah, nyaman dan bermakna.
Orang yang ikhlas adalah orang yang tidak menyertakan kepentingan pribadi atau imbalan duniawi dari apa yang ia lakukan. Konsentrasi orang yang ikhlas cuma satu, yaitu bagaimana agar apa yang dilakukannya diterima oleh Allah SWT.
Sebagai contoh disaat kita sedang memasukkan uang ke dalam kotak infaq, maka fokus pikiran kita tidak ke kiri dan ke kanan, tapi pikiran kita terfokus bagaimana agar uang yang kita infaqkan itu diterima di sisi Allah SWT, kalau perlu tidak usah kita lihat berapa rupiah yang kita ambil dari dompet dan kemudian kita masukkan kedalam kotak amal.
Apapun yang kita lakukan kalau konsentrasi kita hanya kepada Allah, itulah ikhlas.
Orang yang ikhlas adalah orang yang memusatkan pikirannya agar setiap amalnya diterima oleh Allah. Seorang Da’i yang tulus ikhlas tidak perlu merekayasa kata-kata agar penuh pesona, penuh rasa humor, tapi setiap kata yang ia ucapkan benar-benar menjadi kata yang disukai oleh Allah. Bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya, selebihnya terserah Allah. Kalau ikhlas walaupun sederhana kata-kata yang ia ucapkan, Allah-lah yang akan memberi petunjuk kepada siapa yang Allah kehendaki. Oleh karena itu, jangan terjebak oleh rekayasa-rekayasa manisnya ucapan. Allah sama sekali tidak membutuhkan rekayasa apapun dari manusia. Allah Maha Tahu segala isi hati manusia, Maha Tahu segalanya.
Allah berfirman,
Dan barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak seorangpun yang dapat menyesatkannya. (Az-Zumar[39]: ayat 37) 
Seorang hamba yang ikhlas akan merasakan ketentraman dan kebersihan jiwa, ketenangan lahir dan batin. Betapa tidak? Karena ia tidak diperbudak oleh penantian untuk mendapatkan pujian, penghargaan, dan imbalan. Kita tahu bahwa penantian adalah suatu hal yang tidak menyenangkan. Begitu pula menunggu diberi pujian, juga menjadi sesuatu yang tidak nyaman. Lebih getir lagi kalau yang kita lakukan ternyata tidak dipuji, pasti kita akan kecewa. Tapi bagi seorang hamba yang ikhlas, ia tidak akan pernah mengharapkan apapun dari siapapun, karena kenikmatan baginya bukan dari mendapatkan pujian, tapi dari apa yang bisa dipersembahkan untuk kepentingan orang banyak.
Orang yang tidak ikhlas akan sering tersinggung dan kecewa karena ia memang terlalu banyak berharap. Karenanya biasakanlah saudara-saudaraku yang dirahmati Allah, kalau sudah berbuat sesuatu, kita lupakan perbuatan itu. Kita titipkan saja disisi Allah yang pasti aman. Jangan pula disebut-sebut, diingat-ingat, nanti malah berkurang atau bahkan hilang sama sekali nilai pahalanya. Keikhlasan seorang hamba Allah dapat dilihat dari raut muka, dari senyuman, tutur kata, serta gerak-gerik perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.
Kita akan merasa aman bergaul dengan orang yang ikhlas. Kita tidak curiga akan ditipu, dibohongi, kita tidak curiga akan dikecoh olehnya. Dia benar-benar bersih hatinya. Setiap tumpahan kata-kata dan perilakunya tidak ada yang tersembunyi. Semua itu ia lakukan tanpa mengharap apapun dari orang yang dihadapinya, yang ia harapkan hanyalah memberikan yang terbaik untuk siapapun. Sungguh akan nikmat bila bergaul dengan seorang hamba yang ikhlas. Perilakunyapun tidak akan menyudutkan dan menyakitkan hati siapa yang diajak bicara. Tidak usah heran jikalau orang ikhlas itu punya daya gugah, daya tarik dan daya ubah yang begitu dahsyat. Dikisahkan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Turmudzi dan Ahmad, sebagai berikut :
Tatkala Allah SWT menciptakan bumi, maka bumi pun bergetar. Lalu Allah pun menciptkan gunung dengan kekuatan yang telah diberikan kepadanya, ternyata bumi pun terdiam. Para malaikat terheran-heran akan penciptaan gunung tersebut. Kemudian mereka bertanya?
“Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada gunung?”
Allah menjawab, “Ada, yaitu besi” Para malaikat pun kembali bertanya,
“Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada besi?” 
Allah menjawab, “Ada, yaitu api”. Bertanya kembali para malaikat,
“Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada api?”
Allah menjawab, “Ada, yaitu air“.
“Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari air?” , kembali bertanya para malaikat.
Allah yang menjawab, “Ada, yaitu angin” (Air di samudera luas akan serta merta terangkat, bergulung-gulung, dan menjelma menjadi gelombang raksasa yang dahsyat, tersimbah dan menghempas karang, atau mengombang-ambingkan kapal dan perahu yang tengah berlayar, tiada lain karena dahsyatnya kekuatan angin. Angin ternyata memiliki kekuatan yang teramat dahsyat).
Akhirnya para malaikat pun bertanya lagi,
“Ya Allah adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih dari semua itu?” 
Allah menjawab,
“Ada, yaitu amal anak Adam yang mengeluarkan sedekah dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya tidak mengetahuinya.”
Artinya, orang yang paling hebat, paling kuat, dan paling dahsyat adalah orang yang bersedekah tetapi tetap mampu menguasai dirinya, sehingga sedekah yang dilakukannya bersih, tulus, dan ikhlas tanpa ada unsur pamer ataupun keinginan untuk diketahui orang lain. Inilah gambaran yang Allah berikan kepada kita bagaimana seorang hamba yang ternyata mempunyai kekuatan dahsyat adalah hamba yang bersedekah, tetapi tetap dalam kondisi ikhlas. Karena naluri dasar kita sebenarnya selalu rindu akan pujian, penghormatan, penghargaan, ucapan terima kasih, dan sebagainya. Kita pun selalu tergelitik untuk memamerkan segala apa yang ada pada diri kita ataupun segala apa yang bisa kita lakukan. Apalagi kalau yang ada pada diri kita atau yang tengah kita lakukan itu berupa kebaikan.
Allah berfirman,
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan pahala sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian.(Al-Baqarah[2]: ayat 264)
Semoga kita semua dalam beramal shalih, baik yang secara terang-terangan ataupun yang tersembunyi benar-benar kita lakukan ikhlas hanya karena Allah SWT, mengharap ridha-Nya, tidak mengharapkan pujian dari siapapun. Demikian renungan singkat ini yang bisa kami sampaikan, semoga bermanfaat dan mohon maaf kalau ada kekurangan.
Wasslm.Wr.Wb,

0 komentar:

Posting Komentar