Rabu, 12 Agustus 2015

ucapan terima kasih

1 set komputer + priters tali asih dari LAZIS RSI Sultan Agung
alhamdulillah,puji syukur kami panjat keharibaan ALLAH SWT,yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahNya,
terima kasih kami ucapkan kepada LAZIS karyawan Rumah Sakit Islam SULTAN AGUNG Semarang Jateng,pada tanggal 25 Juli 2012 anjangsana di Panti Asuhan kami,telah memberikan tali asih satu set komputer + printers dan sembako.
semoga apa yang telah diberikan pada kami menjadi amal sholeh,amiin.

6 PRINSIP BERKOMUNIKASI YANG ISLAMI



Asslm. Wr.Wb.
Seseorang yang dimuliakan Allah Swt, Imam Ghozali dalam suatu dakwahnya kepada murid-muridnya memberikan gambaran bahwa yang paling tajam dalam kehidupan manusia ini bukanlah tajamnya pedang yang terhunus atau pisau….tapi yang paling tajam dalam kehidupan ini adalah lidah manusia. Karena lidahlah maka seseorang bisa membunuh yang lain, karena lidahlan seseorang bisa bercerai dengan pasangannya, bahkan karena lidah pula banyak orang yang dihinakan oleh Allah Swt.
Sebagai hamba Allah yang berTAWQA, maka hendaklah setiap omongan yang keluar dari mulud ini selalu mencakup ke 6 kriteria ucapan-ucapan yang diridhai Allah Swt.
Nabi Muhammad bersabda,
Barangsiapa yang percaya kepada Allah dan hari Akhir (Qiamat) maka hendaklah ia berbicara dengan perkataan yang baik atau diam (HR. Bukhari-Muslim)
1. QAULAN SADIDA (perkataan yang jujur)
Qaulan Sadida artinya pembicaraan yang benar, jujur, lurus, tidak bohong, dan tidak berbeli-belit.
Allah berfirman:
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar (Al-Ahzab[33]: ayat 70)
Tidak Bohong
Arti kata dari qaulan sadida adalah tidak bohong. Nabi Muhammad saw bersabda,
“Jauhi bohong, karena bohong membawa kamu pada dosa, dan dosa membawa kamu pada neraka. Lazimkanlah berkata jujur, karena jujur membawa kamu pada kebajikan, dan kebajikan membawa kamu pada surga”.
Al-Qur’an menyuruh kita selalu berkata benar, supaya kita tidak meninggalkan keturunan yang lemah.
Bahaya Bohong
Nabi Muhammad saw menjelaskan bahwa orang beriman tidak akan berdusta. Dalam perkembangan sejarah, umat Islam sering dirugikan karena berita-berita dusta. Yang paling parah ketika bohong memasuki teks-teks suci yang menjadi rujukan. Kebohongan tidak berhasil memasuki Al-Qur’an karena keaslian Al-Qur’an dijamin oleh Allah hingga hari Qiamat.
2. QAULAN BALIGHA (perkataan yang menyentuh qalbu)
Kata baligh berarti fasih, jelas maknanya , menyentuh qalbu, terang, tepat mengungkapkan apa yang dikehendaki. Oleh karena itu, prinsip qaulan baligha dapat diterjemahkan sebagai prinsip komunikasi yang efektif.
Sebagai seorang mubaligh, maka berdakwahlah dengan hati yang ikhlas, begitu juga jama’ahnya menerima pencerahan dengan ikhlas…insya Allah petunjuk Allah akan turun pada hamba-bambaNya yang ikhlas.
Allah berfirman:
…dan berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang menyentuh pada qalbu mereka.(An-Nisaa [4]: ayat 63)
3. QAULAN KARIMA (perkataan yang mulia)
Kata qaulan karima mengandung dua hal, yakni:
(1) berkenaan dengan tuntunan berakhlak kepada Allah,
(2) berkenaan dengan tuntunan berakhlak mulia kepada kedua orang tua. Tuntunan akhlak kepada kedua orang tua, antara lain: keharusan berbakti kepada orang tua, dan mengurus orang tua di saat mereka sudah usia lanjut ataupun saat sedang sakit. Jika seorang anak mengikuti perintah Allah ini, ia akan selamat di dunia maupun di akhirat.
Allah berfirman,
…maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. (Al-Israa’ [17]: ayat 23)
4. QAULAN MA’RUFA (perkataan yang baik)
Betapa pentingnya berbicara dengan kata-kata yang baik dengan siapa pun, di mana pun, dan kapan pun, dengan sarat pembicaraannya itu akan mendatangkan pahala dan manfaat, baik bagi dirinya sebagai komunikator maupun bagi orang yang mendengarkan sebagai komunikan.
Allah berfirman:
Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan perasaan si penerima.(Al-Baqarah [2]: ayat 263)
5. QAULAN LAYYINA (perkataan yang lembut)
Allah swt memerintahkan kepada Nabi Musa dan Nabi Harun untuk mendakwahkan ayat-ayat Allah kepada Firaun dan kaumnya. Firaun sebagai seorang Raja Mesir memiliki watak keras, sombong, dan menolak ayat-ayat Allah, bahkan menantang Allah dengan mengaku sebagai Tuhan.
Nabi Muhammad saw mencotohkan kepada kita bahwa beliau selalu berkata lemah lembut kepada siapa pun, baik kepada keluarganya, kepada kaum muslimin yang telah mengikuti nabi, maupun kepada manusia yang belum beriman.
Allah berfirman:
maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut”. (Tahaa[20]: ayat 44)
6. QAULAN MAYSURA (perkataan yang pantas /memberi harapan)
Salah satu prinsip komunikasi dalam Islam adalah setiap berkomunikasi harus bertujuan mendekatkan manusia dengan Tuhannya dan hamba-hambanya yang lain. Islam mengharamkan setiap komunikasi yang membuat manusia terpisah dari Tuhannya dan hamba-hambanya.
Seorang komunikator yang baik adalah komunikator yang mampu menampilkan dirinya sehingga disukai dan disenangi orang lain. Untuk bisa disenangi orang lain, ia harus memiliki sikap simpati dan empati.
Allah berfirman:
Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu  yang kamu harapkan, maka katakanlah kepada mereka ucapan yang pantas        (Al-Israa’[17]: ayat 28)
Demikian, semoga bermanfaat.
Wasslm. Wr.Wb

WASPADA DENGAN JAHILIYAH MODE



Kita pasti sudah tahu dan mungkin ini yang diajarkan dalam materi agama Islam di sekolah kita dulu bahwa bangsa Arab sebelum Islam datang adalah bangsa yang punya peradaban Jahiliyah. Dibenak kita  mungkin menangkap kata-kata Jahiliyah ini dengan kebodohan, kuno, kehidupan yang amat sederhana, tidak bisa membaca, dan tidak mempunyai pengetahuan teknologi (ilmiah).
Tapi coba kita berfikir sejenak. Bukankah bangsa Arab sebelum Nabi Muhammad saw diutus Allah Swt kebumi ini… mereka sudah terkenal dengan kemahiran dibidang sya’ir? Tidakkah kita tahu bahwa bangsa Arab adalah mereka yang selalu menjaga tradisi dengan menghafal silsilah / runtutan garis keturunan (nasab) mereka hingga runtutan yang sejauh mungkin?. Jadi apakah mereka bisa dikatakan bodoh dalam pengertian kita selama ini? Jawabannya tentu saja TIDAK.
Pengertian Jahiliyah dalam hal ini bermakna tidak menggunakan “hati” dan atau“pikiran” mereka. Masih ingat salah satu bait lagu Bimbo yang sangat populer “bermata tapi tak melihat, bertelinga tapi tak mendengar”. Seperti itulah gambaran Jahiliyah, mereka tahu bahwa yang mereka lakukan itu “salah” tetapi tetap pada kesombongan, keangkuhan, kekerasan, prestise, jabatan, dan tujuan yang akan mengalahkan segalanya.
Sebagai contoh kejadian-kejadian pada zaman Nabi Ibrahim, ajaran Nabi Ibrahim a.s kepada kaumnya, (termasuk ayah kandungnya sendiri) tidak diindahkan sama sekali, agar tidak menyembah dan mempertuhankan berhala-berhala. Perempuan hanya dijadikan budak pemuas nafsunya, anak-anak ditelantarkan. Yang ada pada zaman itu hanya peperangan-peperangan antar suku untuk mencapai tujuan. Siklus kehidupan di dunia ini bagaikan roda yang berputar, silih berganti, kejadian-kejadian di zaman modern ini adalah pengulangan kejadian-kejadian dimasa yang lalu dengan frame yang berbeda.
Maka boleh jadi Jahiliyah pada zaman Arab sebelum Nabi Muhammad diutus (Islam datang) akan dan bahkan terjadi pada zaman modern ini. Kita banyak menyaksikan bagaimana orang-orang yang terkenal dengan kecerdasan, keintelektualan mereka, tapi dengan semena-mena berbuat seenaknya saja demi mencapai suatu tujuan.
Mereka bukan bodoh, tetapi membodohi diri sendiri. Mereka bukan tidak tahu, tapi pura-pura tidak tahu.
Dengan kecerdasannya mereka membodohi masyarakat, terutama masyarakat bawah, dengan kekuasaanya mereka memperbudak rakyat. Itulah gambaran singkat perilaku jahiliyah di zaman modern ini.
Semoga kita termasuk orang yang selalu diberi cahaya dan petunjuk yang lurus(ihdzinash-shirathal mustaqim), sehingga kita tidak termasuk manusia-manusia dengan sebutan Jahiliyah Modern.
Beberapa contoh kekejaman jahiliyah kuno:
  • Betapa di jaman dulu orang mendengar bengisnya bangsa Arab pada saat itu, karena merasa setiap kelahiran seorang anak perempuan menjadikan aib buat keluarga mereka, sehingga sebuah tindakan yang di jaman itu yang sudah dianggap biasa tanpa merasa berdosa hanya karena malu mempunyai anak perempuan dengan membunuhnya atau mengubur sang bayi dalam keadaan hidup.
  • Memang kalau ditilik dengan jaman yang serba modern dan penuh dengan perjuangan tentang Hak Azazi Manusia (HAM), sepertinya saat ini jahiliyah merupakan cerita kuno, sebagai isapan jempol, kita semua tidak merasa bahwa saat ini kita sedang berada di zaman Jahiliyah Modern, mengalami saat yang serupa dengan kehidupan jahiliyah dizaman sebelum Rasulullah Muhammad saw. Betapa tidak? Coba saja dengar, lihat dan baca di media masa mengenai banyaknya kasus pembunuhan, tidak hanya terhadap kaum wanita, tapi sekarang terhadap semua manusia (wanita hanya menjadi simbol “kelemahan” semata). Kelemahan terhadap kekuasaan, kekuatan, kesempatan, kemiskinan, ketersudutan kepentingan, pengangguran, krisis mental, dll…semua ini adalah metamorfosa / pengulangan dari jaman jahiliyah kuno yang dimunculkan di jaman modern sekarang.
  • Tidak hanya bayi perempuan saja yang dibunuh, bahkan ayah kandungnya sendiri, ibu kandungnya sendiri, keluarganya sendiri, kalau nafsu syaithan sudah memuncak, tidak ada yang bisa menghalangi si “jahil” dari perbuatan “membunuhnya”. Berita orang-orang terkenal yang dengan terus terang tanpa beban membeberkan aibnya dengan cara aborsi demi sebuah alasan mempertahankan kehormatannya (mana mungkin menjadi terhormat dengan cara melakukan aborsi?), bahkan dengan tidak malu-malu dan tidak merasa bersalah menceritakannya kepada media massa dengan bangganya.Naudzubillah.
Coba bandingkan pembuhuhan bayi-bayi yang tidak berdosa di zaman dulu dengan zaman sekarang:
  • Kalau di jaman Nabi dahulu, sanga Bapak  masih merasa malu untuk mempunyai anak perempuan dan secara sembunyi-sembunyi membunuh dan menguburnya.
  • Tapi sekarang apa? Tidakkah perbuatan ini sama kejamnya dengan apa yang dilakukan di zaman jahiliyah dulu? Secara blak-blak-an si ibu “jahil” mengungkapkan tindakannya menggugurkan kandungan dengan alasan demi mempertahankan sebuah kehormatan, mempertahankan kesehatannya, maka apakah kita tidak sadar akan bahaya ini?
Kembali kepada jaman yang jahiliyah modern ini, tidaklah salah apa yang diramalkan pujangga Ronggo Warsito Jawa yang tersohor dengan ” Bakal teko jaman edan, yen ora edan ora keduman” (akan datang suatu zaman edan, kalau tidak ikut edan tidak akan kebagian), maka inilah jaman edan tersebut. Haruslah kita ketahui dan fahami keadaan bangsa Arab sebelum datangnya agama Islam, karena bangsa Arablah bangsa yang mula-mula menerima ajaran agama Islam.
Sebelum datang agama Islam, mereka telah mempunyai berbagai macam agama, adat istiadat, akhlak dan peraturan-peraturan hidup. Agama baru ini pun datang membawa akhlak, hukum-hukum dan peraturan-peraturan hidup. Jadinya agama baru ini datang kepada bangsa yang bukan bangsa baru. Maka bertemulah agama Islam dengan agama-agama jahiliah, peraturan-peraturan Islam dengan peraturan-peraturan bangsa Arab sebelum Islam. Kemudian terjadilah pertarungan yang banyak memakan waktu. Pertarungan-pertarungan ini baru dapat kita dalami, kalau pada diri kita telah ada pengetahuan dan pengalaman sekedarnya, tentang kehidupan bangsa Arab sebelum datangnya agama Islam.
Sejarah bangsa Arab penduduk gurun pasir hampir tidak dikenal orang. Yang dapat kita ketahui dari sejarah mereka hanyalah yang dimulai dari kira-kira lima puluh tahun sebelum Islam datang. Adapun yang sebelum itu tidaklah dapat diketahui. Yang demikian disebabkan karena bangsa Arab penduduk padang pasir itu terdiri atas berbagai macam suku bangsa yang selalu berperang-perangan. Peperangan-peperangan itu pada asal mulanya ditimbulkan oleh keinginan memelihara hidup, karena hanya siapa yang kuat sajalah yang berhak memiliki tempat-tempat yang berair dan padang-padang rumput tempat menggembalakan binatang ternak. Adapun si lemah, dia hanya berhak mati atau jadi budak.
Peperangan-peperangan itu menghabiskan waktu dan tenaga; karena itu mereka tidak mempunyai waktu dan kesempatan lagi untuk memikirkan kebudayaan. Dan bilamana di antara mereka dapat bekerja, mencipta dan menegakkan suatu kebudayaan, datanglah orang lain memerangi dan meruntuhkannya. Dan lagi, mereka buta huruf. Oleh karena itu sejarah dan kehidupan mereka tiadalah dituliskan.
Jadi, tidak ada bengunan-bangunan yang dapat melukiskan sejarah mereka; dan tidak ada pula tulisan-tulisan yang dapat menjelaskan sejarah itu. Adapun yang sampai kepada kita tentang orang-orang jaman dahulu itu, adalah yang diceritakan oleh kitab-kitab suci. Sejarah mereka, mulai dari masa seratus lima puluh tahun sebelum Islam, dapat kita ketahui dengan perantaraan syair-syair.
Di zaman modern ini…
Jaman dimana banyak orang yang menganggap salah itu benar dan benar itu nyleneh.
Sekarang, semuanya ingin instan dan gampang. Orang-orang tak ingin susah dulu untuk mengalami kesuksesan, segala macam cara ditempuh tidak peduli harampun yang penting tercapai keinginannya…
Allah berfirman,
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (Al-Ahzab [33]: ayat 21)
Semoga kita semua tetap konsisten pada kejujuran, keadilan, mencontoh kepribadian Nabi Muhammad sebagai uswatun hasanah, menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi semua larangan-larangan Allah.
Wasslm. Wr.Wb.

MANUSIA MAKHLUK ABADI




Asslm. Wr.Wb.
Kebanyakan orang merumuskan dirinya sebagai tubuh yang terbatas, tetapi manusia bukanlah tubuh yang terbatas, bahkan dibawah mikroskop, bagian terkecil dari daging manusia yang sudah tidak bisa dibelah lagi yang berupa atom itu betul-betul dicermati, manusia adalah sebuah ladang dan gudangnya energi, selalu bergerak dan bergerak tanpa berhenti sedetikpun mengintari orbitnya dengan kecepatan tertentu.
Energi bergerak kedalam bentuk, melalui bentuk dan keluar dari bentuk” . Seseorang pergi keseorang teolog dan bertanya : ”Siapa yang mencitakan alam semesta ini?” Dan ia akan berkata, ”Tuhan” . Jelaskanlah tentang Tuhan .” Dulu , sekarang maupun nanti Tuhan selalu ada, tidak pernah bisa diciptakan atau dihancurkanp”. Jadi kalau ada yang beranggapan bahwa manusia adalah sekedar seonggok daging yang berlarian kesana kemari, coba direnungkan lagi. Manusia adalah makhluk spiritual! Manusia adalah ladang energi, selalu bergerak yang beroperasi disebuah ladang energi yang besar. Manusia  makhluk spiritual, secara fisik merupakan gumpalan-gumpalan energi yang kekal dan abadi, selamanya, tidak akan punah dan musnah.
Al-Qur’an telah menjelaskan, bahwa manusia adalah makhluk yang ”kekal dan abadi. Sejak dulu mulai dari alam Ruh, lahir kedunia, mati, kemudian masuk alam Barzah dan dibangkitkan kembali nanti dihari Qiamat, sampai hari berhisab, kemudian manusia-manusia mendiami Surga atau Neraka, manusia tetap ada dan abadi selamanya. Diri manusia tetap ada, ia hanya ”berubah bentuk” seperti energi, dari setetes mani, segumpal darah, segumpal daging, menjadi bayi, anak-anak, manusia remaja, manusia dewasa, orang tua, wafat masuk alam Barzah, berbangkit dikumpulkan di Padang Mahsyar, dihisab, mendiami Surga atau Neraka, abadi selama lamanya, sang ”ruh” tetap ada dan ”abadi”, itulah manusia makhluk energi.
Allah SWT menghendaki dunia ini sebagai tempat bertemunya dua hal yang saling berlawanan, dua jenis yang saling berlolak belakang, dua makhluk yang saling membutuhkan, dua kubu yang saling bersebarangan, dua pendapat yang saling membenarkan, kebenaran dan kesalahan, kebaikan dan keburukan, kebahagiaan dan kesedihan, dan masih banyak lagi…memang Allah SWT menciptakan apa-apa yang ada dilangit dan dibumi ini serba berpasang-pasangan dan serba seimbang, coba perhatikan… ciptaan Allah yang manakah yang tidak seimbang? Allah telah menjadikan semua makhluk ciptaan-Nya, segala sesuatu berpasang pasangan hanya ada dua macam energi yaituenergi positif dan energi negatif. Energi positif akan menarik unsur positif dan energi negatif akan menarik unsur negatif pula.
Allah berfirman, 
Maha Suci Allah yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui. (Yasin [36]: ayat 36)
Energi positif bersumber pada Allah SWT penguasa tunggal dialam semesta yang pada akhirnya akan berkumpul di dalam Surga Allah selamanya. Begitu juga energi negatif bersumber pada kekuatan syaitan yang pada akhirnya akan berkumpul di dalam Neraka selamanya, yang telah disediakan Allah SWT.
Sebagai makhluk energi yang kekal dan abadi, manusia akan menghimpun energi positif atau negatif didalam dirinya. Energi positif dalam diri seseorang akan menarik kekuatan positif, demikian pula energi negatif dalam diri seseorang akan menarik kekuatan negatif. Setiap saat selalu terjadi pergumulan antara kekuatan negatif dan positif didalam diri seseorang. Kekuatan mana yang akan menang? Tergantung kemana seseorang berpihak.
Jika seseorang berpihak pada Allah, kekuatan positif akan menguasai orang tersebut, dan tempat akhir  adalah Surga yang abadi yang disediakan untuk hamba-hamba Allah yang bertaqwa. Jika seseorang selalu berpihak pada syaitan, maka kekuatan negatif akan menguasai orang tersebut dan tempat akhir  adalah Neraka yang abadi, yang disediakan bagi hamba-hamba Allah yang kafir dan mengingkari ayat-ayat Allah.
Fikiran dan hati seseorang adalah kekuatan yang dapat menghimpun energi positif atau negatif didalam diri seseorang. Jika fikiran dan hati seseorang dipenuhi hal negatif, putus asa, tidak ada harapan, kebencian, dendam, dengki, kemiskinan, kemelaratan, kejengkelan, musyrik, tidak percaya pada kebesaran Allah, tidak percaya pada kehidupan akhirat dan lain sebagainya, maka hidup orang tersebut akan diselubungi energi negatif yang akan membawa orang tersebut pada kesengsaraan didunia dan diakhirat.
Allah berfirman,
Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke Neraka Jahannam; mereka “kekal” di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. (Al-Bayyinah [98]: ayat 6) 
Jika fikiran dan hati seseorang dipenuhi hal positif, beriman dan bertaqwa pada Allah, percaya adanya kehidupan akhirat, sabar, ikhlas, tawakal, optimis, penuh harapan, penuh rasa syukur, bahagia, nyaman, tentram, merasa berkecukupan, ridha atas kehendak Allah dan lain sebagainya, maka hidup orang tersebut akan diselubungi energi positif yang akan membawa orang tersebut pada kebahagiaan hidup didunia dan di akhirat.
Allah berfirman,
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. . (Al-Bayyinah [98]: ayat 7)
Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah Surga ‘Adnin yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka “kekal” di dalamnya “selama-lamanya”. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya. .(Al-Bayyinah [98]: ayat 8)
Perhatikan apa yang menguasai hati dan fikiran kita saat ini, unsur positif atau negatif kah? Kita, manusia adalah makhluk energi yang kekal dan abadi, hidup dan mati kita hanya suatu proses perubahan bentuk, sedangkan ruh kita tetap ada dan selalu ada, sejak dialam ruh hingga menempati Surga yang abadi atau Neraka yang abadi.
Allah berfirman,
Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu jalan kefasikan dan ketakwaan. (Asy-Syam [91]: ayat 8)
Jika kita berpihak pada Allah, maka energi positif akan menguasai hidup kita, yaitu jiwa yang penuh ketaqwaan, jika kita berpihak pada syaitan, maka energi negatif akan menguasai kehidupan kita, yaitu jiwa yang penuh dengan kefasikan.
Allah berfirman, 
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. Barang siapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, maka sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorang pun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah ”membersihkan” siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (An-Nur [24]: ayat 21) 
Sebagai makhluk energi, manusia adalah makhluk yang kekal dan abadi. Manusia tidak akan pernah hancur dan musnah. Manusia  hanya berubah bentuk, dimulai dari setetes air, ruh yang ditiup didalam kandungan, anak bayi, manusia dewasa, mati sebagai mayit, masuk alam barzah, hari kebangkitan, kehidupan Surga atau Neraka yang abadi. Sudahkan kita persiapkan untuk menempuh perjalan panjang yang tidak ada batas ruang dan waktu itu? Setiap manusia akan menempuh perjalanan panjang yang tak terbatas. Oleh karena itu, jangan terpesona dan terpedaya oleh kehidupan dunia yang hanya sementara ini, perjalanan hidup manusia masih panjang, tidak akan pernah berakhir.
Allah berfirman, 
Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syaitan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah. (Fathir [35]: ayat 5)
Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuhmu, karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni Neraka yang menyala-nyala.(Fathir [35]: ayat 6) 
Sebagian besar manusia hanya fokus pada kehidupan dunia saja, mereka tidak mempersiapkan diri untuk kehidupan yang panjang dan abadi. Manusia hanya mempersiapkan diri untuk kehidupan sesaat, yaitu kehidupan dunia, mereka sekolah, menuntut ilmu, bekerja di kantor, berdagang, ikut program asuransi, menghimpun kekayaan, simpanan melimpah di bank, deposito di bank, membuat rumah mewah, investasi dimana mana, semua hanya untuk kehidupan yang singkat di dunia yang fana ini. Sebagai makhluk energi mereka lupa dan tidak menyadari bahwa mereka adalah makhluk abadi, yang tidak akan binasa selamanya, di dunia ini adalah ajang penilaian untuk memasuki & menempuh perjalanan panjang tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Kematian bukan berarti akhir dari segala galanya, kematian hanya perubahan bentuk energi & kematian merupakan awal dari kehidupan panjang di akhirat nanti.
Allah berfirman,
Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al-Hasyr [59]: ayat 18) 
Agar kita dapat menempuh perjalan panjang menembus ruang dan waktu, dengan selamat dan aman kita perlu menghimpun energi positif dalam diri kita. Energi positif bisa didapat dengan selalu mendekatkan diri pada sumber energi positif yang tak terbatas yaitu Allah SWT. Tanamkan sifat positif dalam hati dan fikiran, Iman, Taqwa, Tawakal, Syukur, Ikhlas, Selalu berbuat kebaikan , Ingat pada Allah dimanapun berada, ikuti perintah-Nya jauhi larangan-Nya.  Kita harus sadar bahwa manusia adalah makhluk energi yang abadi, dan manusia tidak akan pernah hancur dan musnah, manusia  hanya ”berubah bentuk”. Perjalanan setiap manusia tanpa kecuali akan berakhir didalam Surga yang kekal atau Neraka kekal abadi selamanya.
Energi positif bisa kita himpun dengan banyak ingat pada Allah SWT, membaca Al-Qur’an dan memahami artinya, shalat dengan benar dan khusuk, perbanyak untuk dzikir, bangun di malam hari , terutama sepertiga malam terakhir untuk mengerjakan shalat tahajjud yang dilanjutkan dengan shalat subuh berjamaah di masjid yang terdekat, Jadilah kita, umat Islam ini, sebagai hamba Allah yang penuh dengan taqwa, makhluk energi yang hidup kekal dan abadi di Surga.
Mohon maaf kalau ada kekurangan,
Wasslm. Wr.Wb

“JAHILIYAH MODERN”



Asslm. Wr.Wb.
Dibenak kita  mungkin menangkap kata-kata Jahiliyah ini dengan kebodohan, kuno, kehidupan yang amat sederhana, tidak bisa membaca, dan tidak mempunyai pengetahuan teknologi (ilmiah). Pengertian Jahiliyah dalam hal ini bermakna tidak mengenal TAUHID, tidak menggunakan “hati” dan atau “pikiran” mereka. Masih ingat salah satu bait lagu Bimbo yang sangat populer “bermata tapi tak melihat, bertelinga tapi tak mendengar”.Seperti itulah gambaran Jahiliyah, mereka tahu bahwa yang mereka lakukan itu “salah”tetapi tetap pada kesombongan, keangkuhan, kekerasan, prestise, jabatan, dan tujuan yang akan mengalahkan segalanya.
Sebagai contoh kejadian-kejadian pada zaman Nabi Ibrahim, ajaran Nabi Ibrahim a.s kepada kaumnya, (termasuk ayah kandungnya sendiri) tidak diindahkan sama sekali, agar tidak menyembah dan mempertuhankan berhala-berhala. Perempuan hanya dijadikan budak pemuas nafsunya, anak-anak ditelantarkan. Yang ada pada zaman itu hanya peperangan-peperangan antar suku untuk mencapai tujuan. Siklus kehidupan di dunia ini bagaikan roda yang berputar, silih berganti, kejadian-kejadian di zaman modern ini adalah pengulangan kejadian-kejadian dimasa yang lalu dengan frame yang berbeda.
Maka boleh jadi Jahiliyah pada zaman Arab pra Islam sudah terjadi pada zaman modern ini. Kita banyak menyaksikan bagaimana orang-orang yang terkenal dengan kecerdasan, keintelektualan mereka tapi dengan semena-mena berbuat seenaknya saja demi mencapai suatu tujuan.
Mereka bukan bodoh, tetapi membodohi diri sendiri. Mereka bukan tidak tahu, tapi pura-pura tidak tahu.
Dengan kecerdasannya mereka membodohi masyarakat, terutama masyarakat bawah, dengan kekuasaanya mereka memperbudak rakyat. Itulah gambaran singkat perilaku Jahiliyah di zaman modern ini.
Semoga kita termasuk orang yang selalu diberi cahaya dan petunjuk yang lurus(ihdzinash-shirathal mustaqim), sehingga kita tidak termasuk manusia-manusia dengan sebutan Jahiliyah Modern. Jaman dimana banyak orang yang menganggap salah itu benar dan benar itu nyleneh. Sekarang, semuanya ingin instan dan gampang. Orang-orang tak ingin susah dulu untuk mengalami kesuksesan. Memang kita sadar bahwa zaman jahiliyah modern ini berkembang begitu pesat karena didukung dengan adanya media dan perangkat penyebar informasi canggih yang setiap saat siap menyebarkan ‘kuman-kuman’ perusak akhlak yang mampu bergerak melebihi kecepatan sinar dan menerobos masuk ke rumah-rumah bahkan menyelinap ke kamar-kamar tidur melalui layar kaca televise (TV).
Mungkin itu adalah sebutan yang tepat bagi keadaan kita sekarang. Keadaan dimana mentuhankan hawa nafsu dan hanya memikirkan sesaat. Mereka tak berpikir bahwa ada kehidupan yang abadi. Yang lebih baik dan indah dari pada kehidupan sekarang yang apabila dijalankan dengan benar.
Dewasa ini kita hidup di era jahiliyah modern, materialis yang dengan segala gerakan dan adat istiadatnya telah jauh dari tatanan syariat yang dibawa oleh Rasulullah saw. Nilai-nilai agama dan keruhaniannya telah dicampakkan begitu saja. Akibatnya, kerusakan dan
kebobrokan moral dan etika melanda kebanyakan manusia akhir-akhir ini.
Hidup di abad dan era seperti ini, dimana godaan nafsu dan syahwat mengepung kita dari segala penjuru dan pergaulan bebas meliputi anak mudanya – sungguh tidak mudah. Diperlukan adanya ketahanan diri dan kekuatan iman serta keyakinan bahwa diri kita pasti akan dimintai pertanggung jawaban kelak oleh Allah Ta’ala terhadap semua yang kitalakukan. Kita sangat butuh dengan keberadaan para penyeru kebaikan, para da’i, ustad
dan ulama’ yang dengan fatwa serta pendidikannya akan mengarahkan dan
meluruskan jalan kehidupan kita.
Kita sendiri telah menyaksikan bagaimana kerusakan pergaulan modern pada zaman ini. Berapa banyak wanita harus menutup-nutupi rasa malunya karena ‘kecelakaan’ dengan laki-laki yang bejat. Berapa banyak pula pemuda harus menghabiskan masa mudanya di terali besi karena terjerembab dalam kriminalitas. Dan berapa banyak anak-anak bayi tidak berdosa terlahirkan tidak mempunyai ayah dan tidak mengetahui siapa ayah mereka. Semua
karena kebejatan si wanita dan laki-laki yang terjatuh dalam pergaulan bebas.
Inilah yang diinginkan oleh syaitan, musuh kita. Mereka selalu berusaha menjatuhkan kehormatan dan kemuliaan manusia lewat kemaksiatan dan kemungkaran. Mereka senantiasa mencari kawannya kelak di Neraka. Alangkah rugi orang yang berjalan di belakang iblis yang terkutuk. Alangkah sengsara orang yang tunduk & hanyut pada rayuannya. Memang, jaman sekarang telah menuju jaman jahiliyah modern, salah satu indikasinya adalah banyak yang berpakaian, tapi telanjang, yang paling miris adalah mereka yang telah berjilbab, tetapi perilaku mereka belum menunjukkan identitas keislaman.
Rasulullah SAW bersabda, 
“…manusia yang tidak menutupi auratnya tidak bisa mencium bau Surga…” (HR MUSLIM).
Allah berfirman,
” dan beruntung orang-orang yang menyucikan diri, yaitu mereka yang meyebut nama tuhannya lalu shalat, tapi mengapa mereka masih mementingkan kehidupan dunia?, padahal kehidupan akhirat adalah lebih baik dan kekal?” (Al-A’laa : ayat 14-17)
Sdr2ku yang dirahmati Allah,
Mari berhijrah dari jaman jahiliyah modern menuju jalan yang terang benerang yaitu diinul islam…semoga Allah Ridla pada kita… semoga Syafaat Nabi Muhammad akan kita peroleh pada hari Qiamat kelak… Malapetaka, lebih banyak terjadi akibat kejahiliyahan modern ini, karena kejahiliyahan ini mempunyai banyak ‘wajah’, mempunyai banyak kekuatan dan menciptakan kemudahan material bagi manusia. Dengan kekuatan tersebut terkadang ‘kejahiliyahan’ tak tampak lagi sebagai sesuatu yang bathil, akibatnya jahiliyah modern ini jauh lebih berbahaya dibanding jahiliyah masa silam.
Sebagai contoh, jika bangsa Arab mengubur anak perempuan hidup hidup maka pada saat ini masih di dalam kandungan pun sudah di bunuh (aborsi) karena takut menanggung aib, bahkan ada yang lahir kemudian bangkainya tidak dikubur tetapi diletakkan di kardus dan lain-lain.
Orang jahiliyah membunuh sambil mencari tempat yang sepi, tetapi orang modern tidak jarang yang dilakukan di tempat ramai seperti aborsi di rumah sakit dan lain sebagainya. Orang jahiliyah lama membunuh anaknya dilakukan karena kebodohannya, orang jahiliyah modern justru di lakukan oleh orang yang ahli dan ber IQ tinggi seperti dokter atau dukun bayi sejenisnya. Meskipun tidak semua profesionlisme tersebut berkutat dengan kejahiliyahannya. Pra-Islam membunuh dengan cara diam diam (sendirian), zaman modern justru aborsi dilakukan secara beramai-ramai. Atau minimal satu orang lebih, yaitu pelaku dan ahli peng-aborsian. Dan tentunya masih banyak kesamaan yang lainnya.
Mari kita pertahankan Akidah Islamiah sesuai Al Qur’an & Hadis kita hingga  “walaa tamu tunna ila wa antum muslimun”, jangan sampai dikotori oleh pengaruh-pengaruh Jahiliyah Modren seperti tersebut diatas. Semoga artikel singkat ini ada manfaatnya.
Wasslm. Wr.Wb

KONFERENSI IBLIS



Asslm.Wr.Wb,
Ma’a syiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah,
Kita mungkin sudah terbiasa dengar sebutan Iblis, syaithan dan jin, namun siapa sebenarnya mereka itu? Kenapa didalam Al-Qur’an tidak pernah disebutkan penghuni-penghuni Neraka itu dengan sebutan Iblis dan syaithan? Allah selalu meyebutkan bahwa kebanyakan isi Neraka itu dari golongan jin dan manusia.
Bahwa sebelum Adam diciptakan, Allah SWT telah menciptakan makhluk yang bernama Iblis (yang sebelumnya sangat taat kepada Allah sebagaimana malaikat-malaikat)
Allah berfirman:
Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas. (Al-Hijr [15]: ayat 27)
Jin yang diciptakan Allah pertama kali inilah yang bernama Iblis sebagai nenek moyangnya bangsa jin-jin, sebagaimana Adam sebagai nenek moyangnya manusia.
Sedangkan syaithan itu bukanlah makhluk, tapi kata sifat…perilaku yang dikutuk oleh Allah. Disebutkan didalam Al-qur’an bahwa perilaku syaithan ini terdiri dari jin-jin dan manusia seperti yang disebutkab dalam firman Nya:
Dari kejahatan (bisikan) syaithan yang biasa bersembunyi
yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,
dari (golongan) jin dan manusia. (An-Naas[114]: ayat 4,5,6)
Yang sangat berbahaya adalah syaithan dari jenis manusia, mereka cantik-cantik dan tampan-tampan yang dengan keahliannya bisa  membius manusia untuk menjauh dari Allah SWT, menjauh dari kehidupan yang Islami.
Karena Iblis telah dikutuk oleh Allah, maka Iblis beserta anak-cucunya yang kafir(syaithan) akan terus menggoda manusia hingga Qiamat nanti.
Allah berfirman,
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir (Al-Baqarah [2]: ayat 34)
Semoga kisah dibawah ini bisa menjadikan kita semua hati-hati dalam setiap bertindak agar tidak tergoda oleh Iblis dan anak buahnya yang dikutuk Allah SWT.
Dikisahkan bahwa dalam sebuah konferensi bagi iblis (nenek moyangnya jin) anak cucunya jin-jin ditetapkanlah empat hal:
-     Pertama, iblis dan jin-jin tidak dapat melarang kaum muslimin pergi beribadah ke mesjid.
-     Kedua, mereka tidak dapat melarang kaum muslimin membaca al-Qur’an dan mencari kebenaran.
-     Ketiga, mereka tidak dapat melarang kaum muslimin mendekatkan diri kepada Tuhan mereka, Allah SWT dan pembawa risalah-Nya Muhammad SAW.
-     Keempat, pada saat kaum muslimin melakukan hubungan dengan Allah, maka kekuatan iblis dan jin-jin akan lemah dan lumpuh.
Oleh karena itu, konferensi menetapkan, biarlah umat Islam tetap pergi ke mesjid, biarlah mereka melakukan kebiasaan mereka, tetapi CURI WAKTU MEREKA, ini kata kunci kita, sehingga mereka tidak punya waktu lagi untuk mendekatkan diri kepada Allah. “Inilah yang akan kita lakukan!” kata pimpinan konferensi.“Alihkan perhatian mereka dari usaha mendekatkan diri kepada Allah dan awasi terus kegiatan mereka sepanjang hari.”
“Bagaimana kami melakukannya?” Tanya peserta konferensi (jin-jin)lainnya. “Sibukkan mereka dengan hal-hal yang tidak penting dalam kehidupan mereka, ciptakan budaya agar mereka selalu sibuk dalam urusan dunia,” kata sang Iblis.“Rayu mereka agar suka belanja, belanja dan belanja. Berhutang, berhutang dan berhutang.” Iblis melanjutkan, “bujuk para istri agar bekerja di luar rumah sepanjang hari dan para suami bekerja 6 -7 hari dalam seminggu, sehingga mereka merasakan jiwa mereka hampa, hati mereka gersang dan hidup ini sangat kosong walaupun mereka mengaku Muslim dan suka beribadah. Jangan biarkan mereka menghabiskan waktu berkumpul bersama anak-anak mereka.”
“Jika keluarga mereka mulai tidak harmonis, mereka akan merasa bahwa rumah mereka bukanlah tempat yang nyaman untuk kembali sepulang bekerja. Ciptakan dan dorong terus cara berfikir seperti itu agar mereka tidak mendapat ketenangan di rumah.”
“Pikat mereka untuk membunyikan radio dan kaset selama mereka berkendaraan. Dorong mereka untuk menyetel TV, CD, VCD dan PC di rumah mereka sepanjang hari. Bunyikan musik terus menerus di rumah-rumah, di semua restoran dan toko-toko setiap hari. Ciptakan lingkungan yang jauh dari suasana Islami. Hal ini akan mempengaruhi hati dan pikiran mereka sehingga jiwa mereka rusak dan rusak pula lah hubungan mereka dengan Allah dan rasul-Nya. Penuhi meja-meja rumah mereka dengan bacaan-bacaan (majalah & koran)yang banyak menyita waktu. Cekoki mereka dengan berbagai gosip setiap hari. Serang mereka denga berbagai iklan-iklan di televisi, radio, koran, majalah dan di jalanan sampai mereka banyak membeli yang sesungguhnya mereka tidak perlu. Dorong agar mereka menghidupkan budaya konsumtif.
“Muat gambar-gambar wanita cantik, itulah kesenangan para suami. Buka aurat mereka, perlihatkan kelangsingan tubuh dan kulit yang mulus, di majalah, TV dan iklan untuk menggiring para suami berfikir bahwa PENAMPILAN itu menjadi unsur terpenting, sehingga membuat para suami tidak tertarik lagi pada isteri-isteri mereka.” “Bila para istri atau suami merasa lelah dan jenuh, giringlah mereka untuk datang mencari hiburan ke kafe-kafe, pusat-pusat hiburan dan belanja. Jangan sampai mereka datang ke masjid untuk shalat berjamaah, ke pengajian, ke ustadz/kiyai nanti mereka jadi jauh dari kita.”
“Buatlah kegemaran dan ketergantungan pada makanan modern yang bermerk, yang bergengsi, yang sedang trend, fastfood, yang secara tak disadari akan merusak kesehatan mereka. Jauhkan mereka dari makanan-makanan alami. Ciptakan pandangan bahwa makanan yang alami (seperti umbi-umbian dan tumbuh-tumbuhan) itu ketinggalan zaman, kampungan dan seterusnya. Ini strategi kita menyerang mereka dari sisi makanan. Ketika mereka akan memakan sesuatu, lupakan ingatan mereka dari halal, haram dan syubhat. Buat mereka tidak sempat memikirkan itu.” “Ingat!” kata Iblis bersemangat,
“Makanan punya pengaruh kuat terhadap jiwa. Jiwa itulah yang akan kita rusak tanpa mereka sadari. Inilah jalan yang bisa kita lakukan.”
“Jangan lupa, ciptakan dalam fikiran mereka bahwa sumber kebahagiaan itu adalah UANG… UANG… dan UANG, sehingga mereka terus mencarinya dengan menghalalkan segala cara. Ciptakan kesenangan itu pada HARTA, BENDA, POPULARITAS dan KEKUASAAN. Habiskan waktu mereka untuk mencari dan mendapatkan itu semua.”
“Buatlah para isteri menjadi sangat letih pada malam hari. Buatlah mereka sering sakit kepala. Jika para isteri tidak memberikan cinta yang diinginkan sang suami, maka dia akan mulai mencari di luar. Inilah yang akan mempercepat retaknya sebuah keluarga.” 
“Sibukkan mereka terus menerus sehingga tidak lagi punya waktu untuk mendalami agama dan mengkaji bagaimana Allah menciptakan alam semesta.”
“Kosongkan hati mereka. Arahkan mereka ke tempat-tempat hiburan, fitness, pertandingan-pertandingan, konser musik dan bioskop. Buatlah mereka menjadi SIBUK, SIBUK, DAN SIBUK. Perhatikan, jika mereka jumpa dengan orang shaleh, bisikan gosip-gosip dan percakapan tidak berarti sehingga percakapan mereka tidak berdampak apa-apa.” “Isi kehidupan mereka dengan keindahan-keindahan semu yang akan membuat mereka tidak punya waktu untuk mengkaji kebesaran Allah. Dan dengan segera mereka akan merasa bahwa keberhasilan, kebaikan, kesehatan keluarga adalah merupakan hasil usahanya yang kuat (bukan atas izin Allah).”
Para iblis dan jin-jinpun berteriak gembira: “PASTI BERHASIL, PASTI BERHASIL… RENCANA YANG BAGUS….!!!!. “Ingat!” pimpinan konferensi kembali menegaskan, “Sekali lagi saya mengingatkan. Biarkan mereka menjalankan agama mereka: pergi ke masjid, shalat, pengajian, dan membaca Al-Qur’an. Tapi, pengaruhi hati dan fikiran mereka dari sisi lain. CURI WAKTU MEREKA dan ALIHKAN PERHATIAN MEREKA.Dari sisi itu kita bisa masuk dan cara itulah yang ampuh untuk menjalankan misi kita. Biarkan mereka seperti taat beragama tetapi sesungguhnya jiwa, cara hidup dan cara berfikir mereka jauh dari agama.”
Iblis dan jin-jin kemudian pergi menyebar dengan penuh semangat melakukan tugas untuk membuat kaum muslimin menjadi lebih sibuk dalam urusan dunia, mencari kesenangan, pesta dan hura-hura. Dan, hanya menyisakan sedikit saja waktu buat Allah sang Pencipta. Tidak lagi punya waktu untuk bersilaturrahmi dan saling mengingatkan akan agama, kebenaran, Allah dan rasul-Nya.
Semoga kita semua bisa benar-benar menjauhkan diri dari segala tipu daya  Iblis dan jin-jin tersebut, sehingga kita semua tergolong hamba-hamba yang muttaqin, hamba-hamba yang bertaqwa.. amin.
Wasslm.Wr.Wb,